Jumat, 28 September 2012

enak itu apa ya?

Kata enak, subjek yang entah sudah berapa kali saya tulis dan pertentangkan, sejauh ini. Dulu ketika saya kecil, kata enak itu bermakna. Semakin tua , kenapa ya kata itu semakin gak jelas artinya. Ketidak jelasan itu semakin terasa ketika orang mulai menambahkan kata-kata besar. Semakin besar semakin heboh orang menjadi, dan pada suatu titik kata enak menjadi kecil maknanya.
Enak adalah hak pribadi. Setiap orang punya setelan masing-masing. Setelan yang diperoleh ketika kita tumbuh besar, dari apa yang dirasakana, dimakan, dan dipelajari untuk dinikmati, hingga usia kita ini. Proses pembelajaran ini tidak akan pernah selesai hingga kita mati, walau indera perasa atau penciuman kita berkurang kala kita menua nanti.
Berbagai definisi dicoba dicari, apa yang bisa membuat seseorang merasa sesuatu itu enak. Mulai dari perasaan nyaman ketika menikmati sesuatu, atau kebahagiaan semu yang terasa kala mulut mengunyah atau tengorokan menelan maanan atau minuman itu. Perasaan nyaman seringkali muncul dari produk atau hal tambahan yang kita tambahkan pada makanan atau minuman kita. Sambal contohnya. Beberapa orang secara otomatis menambahkan sambal pada apa yang mereka makan, padahal belum sepotongpun makanan tersebut dia coba.  Disini sambal memberikan sebuah kenyamanan bagi dia, bahwa seperti apapun rasanya makanan tersebut, suka atau tidak, ada sambal yang rasanya yang sudah dia kenal, yang akan membantunya mencerna apa yang dihadapinya.
Demikian juga untuk minuman terutama kopi. Gula seringkali menjadi komponen penting dalam minuman kopi, ditambahkan bahkan sebelum diicip, sebagai sebuah jaminan bahwa seburuk apapun kopinya, ada karakter manis gula yang sudah dikenal, akan menemani kita menghabiskan minuman tersebut.
Namun sisi jelek dari teman-teman tersebut adalah seringkali kita tidak mengijinkan makanan atau minuman yang kita konsumsi untuk bercerita seperti apa dirinya. Kombinasi rasa apa yang dia tawarkan, atau bagaimana proses yang sudah dilewatinya. Rekaman jejak jerih payah mereka yang sudah bekerja keras menyiapkan produk tersebut pun terkikis, atau bahkan hilang, tertutup oleh rasa-rasa kuat yang kita kenal, dan kita bawa kemana-mana, sebagai sebuah selimut kenyamanan kala kita mengkonsumsi isi dunia ini.
Semangkuk sop kaki kambing di tanah abang membuat saya berpikir beberapa malam yang lalu. Sebuah sop yang membuat saya malas menambahkan apapun, bahkan perasan jeruk limau atau sedikit sambal yang tersedia di meja. Terasa nyaman dan solid, seakan siap menghadapi dunia tanpa butuh bantuan siapapun. Terasa enak dan stabil, baik ketika masih panas hingga agak dingin. Badan terasa nyaman dan lidah menari bahagia. Rasa penasaran muncul, dan sedikit sambal ditambahkan menjelang akhir santap. Semua kecantikan tadi hilang seketika.
Pengalaman tadi membuat saya yakin, paling tidak untuk saat ini, definisi enak itu apa. Enak adalah sebuah kondisi dimana kita bahagia mengkonsumsi, mengunyah dan menelan sebuah makanan atau minuman, tanpa perlu menambahkan sesuatu kedalamnya. Enak adalah hasil sebuah kerja keras, yang patut kita hargai, tanpa menodainya dengan zat lain, hanya demi sebuah kenyamanan diri kita kala mengkonsumsinya.
Tinggal pertanyaannya, mampukah kita mengontrol diri kita, menanggalkan selimut yang membuat kita nyaman, dan mencoba segala-sesuatu tanpa menambahkan bumbu atau bahan yang kita kenal dan sayangi? Karena kalau belum, akan susah untuk kia bisa dengan jujur bilang, bahwa apa yang kita nikmati itu memang enak.

Sumber : http://aditaroepratjeka.wordpress.com/2011/12/21/enak-itu-apa-ya/

0 komentar:

Posting Komentar