Jumat, 20 Juli 2012

Hadis tentang Taat kepada Pemimpin

BATAS KETAATAN KEPADA PEMIMPIN

1203 حَدِ يْثُ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, أَطِيْعُواللهَ وَأَطِيْعُو الرَّسُوْلَ وَأَوْلِي اْلأَمْرِمِنْكُمْ, قَالَ: نَزَلَتْ فِي عَبْدِاللهِ بْنِ خُذَافَةَ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَدِيٍّ, إِذْبَعَثَهُ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَرِيَّةٍ.                                                  (أخر جه البخاري )
Artinya:
Ibn Abbas r.a. berkata: Ayat : Athi’ullaha wa athi’urrasula wa ulil amri minkum (taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasulullah dan pemerintah dari golonganmu). Ayat ini turun mengenai Abdullah bin Hudzaifah bin Qais bin Adi ketika diutus oleh Nabi saw. Memimpin suatu pasukan. (Bukhari, Muslim)
1204 حَدِيْثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ وَ مَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللهَ، وَ مَنْ أَطَاعَ أَمِيْرِي فَقَدْ أَطَاعَنِي، مَنْ عَصَى أَمِيْرِي فَقَدْ عَصَانِي.   (أخرجه البخاري)
Artinya:
Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Siapa yang taat kepadaku maka berarti taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat kepadaku berarti maksiat kepada Allah, dan siapa yang taat kepada pimpinan yang aku angkat berarti taat kepada taat kepadaku, dan siapa yang melanggar amier yang aku angkat berarti melanggar kepadaku (Bukhari, Muslim)
1205 حَدِيْثُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ: اَلسَّمْعُ وَ الطَّاعَةُ عَلَى الْمَرْاِ الْمُسْلِمِ فيما أحب و كره، مالم يؤمر بمعصية، فإذا أمر بمعصية فلا سمع و لا طاعة.أخرجه البخاري)
Artinya:
Abdullah bin Umar ra berkata: Nabi saw bersabda: mendengar dan taat itu wajib bagi seorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah maksiat maka tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat (Bukhari, Muslim)
1206 حَدِيْثُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: بَعَثَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَرِيَّةً وَ أَمَّرَ عَلَيْهِمْ رَجُلاً مِنَ اْلأَنْصَارِ وَ أَمَرَهُمْ أَنْ يُطِيْعُوْهُ. فَغَضَبَ عَلَيْهِمْ، وَ قَالَ: أَلَيْسَ قَدْ أَمَرَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنْ تَطِيْعُوْنِي؟ قَالُوْا: بَلَى. قَالَ: عَزَمْتَ عَلَيْكُمْ لَمَا جَمَعْتُمْ حَطَبًا وَ أَوْقَدْتُمْ نَارًا ثُمَّ دَخَلْتُمْ فِيْهَا. فَجَمَعُوْا حَطَبًا، فَأَوْقَدُوْا. فَلَمَّا هَمُّوْا باِلدُّخُوْلِ، فَقَامَ يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ، قَالَ بَعْضُهُمْ: إِنَّمَا تَبِعْنَا النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِرَارًا مِنَ النَّارِ، أَفَنَدْخُلُهَا؟ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذلِكَ اِذْ خَمَدَتِ النَّارِ، وَ سَكَنَ غَضْبُهُ. فَذُكِرَ لِلنَّبِي صلي الله عليه سلم فَقَالَ: لَوْ دَخَلُوْهَا مَا خَرَجُوْا مِنْهَا أَبَدًا، إِنَّمَا الطّاَعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.  (أخرجه البخاري)
Artinya:
Ali ra berkata: Rasulullah saw mengirim pasukan dan diserahkan pimpinannya kepada sekorang sahabat Anshar, tiba-tiba ia marah kepada mereka dan berkata: Tidakkah Nabi saw telah menyuruh kalian menurut kepadaku? Jawab mereka Benar. Kini aku perintahkan kalian supaya mengumpulkan kayu dan menyalakan api kemudian kalian masuk ke dalamnya. Maka mereka mengumpulkan kayu dan menyalakan api, dan ketika akan masuk ke dalam api satu sama lain pandang memandang dan berkata: Kami mengikuti Nabi saw, hanya karena takut kepada api, apakah kami akan memasukinya. Kemudian tidak lama padamlah api dan reda juga marah pemimpin itu, kemudian kejadian itu diberitakan kepada Nabi saw maka sabda Nabi saw: Andaikan mereka masuk api itu niscaya tidak akan keluar selamanya. Sesungguhnya wajib taat hanya dalam kebaikan (Bukhari Muslim)

1207 حَدِيْثُ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامَنِ، عَنْ جُنَادَةَ بْنِ أَبِي أُمَيَّةَ، قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ وَهُوَ مَرِيْضٌ، قُلْنَا: أَصْلَحَكَ الله، حَدِّثْ بِحَدِيْثٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهِ، سَمِعْتَهُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ فَبَايَعْنَاهُ، فَقَالَ فِيْمَا أَخَذَ عَلَيْنَا، أَنْ بَايَعَنَا عَلىَ السَّمْعِ وَ الطَّاعَةَ فِيْ مَنْشَطِنَا وَ مَكْرَهِنَا وَ عُسْرِناَ وَ يُسْرِنَا وَ أَثْرَةٍ صَلَيْنَا، وَ أَنْ لاَ نُنَارِعَ اْلأَمْرِ أَهْلَهُ: إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيهِ بُرْهَانً. (أخرجه البخاري)
Artinya:
Junadah bin Abi Umayyah berkata: Kami masuk kepada Ubadah Abi Ash Shamit ketika ia saki, maka kami berkata: Semoga Allah menyembuhkan engkau, ceritakan kepada kami hadits yang mungkin berguna yang pernah engkau mendengarnya dari Nabi saw. Maka berkata Ubadah: Nabi saw memanggil kami, maka kami berbaiat kepadanya, dan diantara yang kami baiat itu: Harus mendengar dan taat di dalam suka, duka, ringan dan berat, sukar dan mudah atau bersaiangan (monopoli kekuasaan) dan supaya kami tidak menentang suatu urusan dari yang berhak kecuali jika melihat kekafiran terang-terangan ada bukti nyata dari ajaran Allah (Bukhari Muslim)

ANALISIS
Dari hadis-hadis di atas dapat saya analisa bahwa kita diwajibkan untuk mentaati para pemimpin kita, sebagaimana dijelaskan dalam hadis 1203 dan hadis 1204 diatas, hal ini diwajibkan karna taat kepada pemimpin merupakan cerminan dari ketaatan kita kepada Nabi Muhammad SAW dan kepada Allah SWT.
Pada hadits 1205 dan 1207 diatas memberikan penegasan kepada kita bahwa ketaatan kita kepada pemimpin tidak dibatasi rasa suka atau tidak suka, ringan atau berat, sulit atau mudah perintah pemimpin tersebut, namun kita wajib taat dalam situasi apapun.
Meski demikian, ketaatan kita terhadap pemimpin bukanlah taat secara membabi buta, namun kita harus tetap berpegang teguh terhadap syariat Allah dan kebaikan, atinya ketaatan kita hanya diperuntukkan bagi pemimpin yang menjalankan syariat Allah dan kemaslahatan ummat, apabila pemimpin tersebut memerintahkan dalam hal maksiat maka kita diwajibkan untuk tidak taat, hal ini dijelaskan dalam hadis 1205, 1206, dan 1207.

kutipan dari tugas mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya bernama Andi Supriyanto

7 komentar:

  1. Alhamdulillah dalil yang bagus yang tidak berat sebelah dan tidak ada kepentingan golongan....Jazakallah khoir. Wassalam

    BalasHapus
  2. Dari Anas bin Malik Muadz bertanya : " wahai Rasulullah Shollallohu alaihi wasallam, bagaimana pendapat engkau jika kami diperintah penguasa yg tdk menjalankan sunnah dengan sunnah mu dan tdk mematuhi perintah mu, Lalu apa yg engkau perintahkan terkait perkara mrk ? Rosululloh Shollallohu alaihi wasallam menjawab : " tdk ada ketaatan kpd org yg tdk mematuhi Alloh azza wajalla. Apakah penguasa saat ini sdh mematuhi perintah Alloh ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adakh hamba Allah d muka bumi ini yg mngaku tdk punya dosa?

      Hapus
  3. yang dimaksud pemimpin tersebut diatas apakah juga termasuk pemimpin sekuler yang menolak diberlakukannya syariat Islam dan membuang hukum-hukum Allah dengan mengambil hukum peninggalan penjajah Belanda(KUHP)

    BalasHapus
  4. Memahami Islam tidak cukup hanya lewat teks, tapi juga harus memahami konteks. Keduanya harus dipahami dan tidak bisa ditinggalkan. Kalau anda melulu melihat teks maka anda akan seperti orang yang hidup dalam goa. Kalau anda hanya berpegang pada konteks dan melupakan teks maka anda akan seperti anak panah yang lepas dari busurnya tanpa sasaran arah yang jelas. Sebaik-baik urusan itu memahami teks sesuai konteksnya.
    http://bogotabb.blogspot.co.id/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru knteks dalil diatas adl tdk mnutup kmgkinan setiap pmmpin bbuat dholim... tdk ad yg smpurna

      Hapus
  5. Apa aja faedah dri hadits no 1204??

    BalasHapus